
Proses ganti rugi proyek jalan tol Solo - Kertosono (Soker) di wilayah
Kabupaten Boyolali ditargetkan selesai bulan Agustus 2015 mendatang.
Jika belum rampung, maka uang ganti rugi akan dititipkan di Pengadilan
Negeri (PN) Boyolali.
Hal tersebut dikemukakan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) tol Soker wilayah Boyolali, Walidi. Pihaknya pun optimis
pembayaran ganti rugi bisa selesai sesuai target itu. “Jika hingga batas
akhir ternyata belum selesai, maka uang konsinyasi kami titipkan ke PN
Boyolali,” katanya kepada wartawan kemarin.
Proyek jalan tol Soker
di wilayah Boyolali melewati 10 desa. Yakni Desa Denggungan, Kecamatan
Banyudono. Kemudian Desa Ngargorejo, Sobokerto, Ngesrep, Sindon, Dibal,
Donohudan, Pandeyan dan Sawahan semuanya wilayah Kecamatan Ngemplak.
Menerjang 1.789 bidang tanah dengan luas total 1.025 hektar. Sedangkan
panjang jalan mencapai 14,3 km.
Menurut dia, proses ganti rugi
tinggal 10 persen. Pihaknya optimis, sisa 10 persen itu bakal segera
tercapai kesepakatan dan akan segera dibayarkan. Saat ini, musyawarah
terus diintensifkan guna mencapai titik temu. “Belum lama ini kami juga
sudah membayarkan uang ganti rugi senilai Rp 21 miliar,” jelasnya.
Sebelumnya,
anggota Panitia Pengadaan Tanah (P2T) Boyolali, Jaka Diyana, menyatakan
proses pembahasan ganti rugi untuk proyek jalan tol Soker terus
berlanjut dan tetap menggunakan aturan lama. Yaitu ketua P2T tetap
dijabat oleh Sekda, Sri Ardiningsih.
Pemakaian aturan lama
disebabkan proses pembebasan tanah dan pembayaran ganti rugi sudah lebih
dari 75 persen. Sedangkan yang belum mencapai 75 persen, menggunakan
aturan baru. Khusus untuk wilayah Desa Bangak, Kecamatan Banyudono
sebenarnya terkena proyek tol ruas Semarang-Solo. Hanya saja, proses
pembahasan ganti rugi ikut proyek tol Soker, seperti ganti rugi untuk
tanah di Desa Denggungan. “Karena wilayah Desa Bangak berdekatan dengan
Desa Denggungan yang dijadikan lokasi titik temu dua ruas tol tersebut,”
katanya.
Sementara itu jalan tol Soker di wilayah Kecamatan
Ngemplak sudah dibangun. Namun belum tersambung seluruhnya. Warga pun
memanfaatkan jalan tol yang belum selesai itu untuk melintas. Bahkan,
juga sering digunakan muda-mudi untuk nongkrong di pagi dan sore hari. (MJ-07).
Sumber : www.metrojateng.com
0 komentar:
Posting Komentar