Sejumlah petani di Desa Sobokerto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali, Jawa
Tengah, meminta kepada Pemerintah untuk memberikan bantuan sumur tancap atau sumur bor. Hal tersebut dilakukan karena selama ini petani masih kesulitan untuk mengairi lahan pertaniannya.
Menurut salah seorang petani Desa Sobokerjo, Ngemplak, Widodo, petani sebenarnya pernah dibangunkan sumur tancap oleh pemerintah setempat. Namun, sumur tersebut hanya mampu mengairi lahan persawahan yang berada di dekatnya. Sementara yang jauh dari sumur tersebut tidak dapat diairi.
"Meskipun menggunakan pompa air atau diesel dengan kekuatan 5PK tetap saja tidak kuat. Dan hanya mampu mengairi di sekitar sumur tersebut," kata Widodo, Rabu (9/12).
Sehingga, kata Widodo, harus ada sumur tambahan agar petani tidak kesulitan mendapatkan pengairan. Dia juga mengungkapkan, lahan pertanian yang jauh dari sumur tersebut selalu mengandalkan air hujan untuk bisa kembali bercocok tanam."Paling tidak harus ada dua sumur tancap lagi di sini. Soalnya sumur yang telah ada hanya mampu mengairi pertanian yang ada sekitarnya. Kalau yang jaraknya 200 meter dari sumur sudah tidak bisa," ungkap Widodo.
Selama ini, Widodo mengaku hanya mengandalkan air hujan untuk bisa menanam padi. Dijelaskannya, petani Desa Sobokerto pada umumnya dalam setahun dua kali panen. Sementara memasuki musim ketiga, petani memanfaatkan lahan pertaniannya dengan menanami sayuran.
"Kami berharap pemerintah bisa segera merealisasikan sumur tancap. Supaya petani dapat mendukung dan mewujudkan program pemerintah tentang swasembada pangan," ungkap Widodo. (Labib Zamani)
Menurut salah seorang petani Desa Sobokerjo, Ngemplak, Widodo, petani sebenarnya pernah dibangunkan sumur tancap oleh pemerintah setempat. Namun, sumur tersebut hanya mampu mengairi lahan persawahan yang berada di dekatnya. Sementara yang jauh dari sumur tersebut tidak dapat diairi.
"Meskipun menggunakan pompa air atau diesel dengan kekuatan 5PK tetap saja tidak kuat. Dan hanya mampu mengairi di sekitar sumur tersebut," kata Widodo, Rabu (9/12).
Sehingga, kata Widodo, harus ada sumur tambahan agar petani tidak kesulitan mendapatkan pengairan. Dia juga mengungkapkan, lahan pertanian yang jauh dari sumur tersebut selalu mengandalkan air hujan untuk bisa kembali bercocok tanam."Paling tidak harus ada dua sumur tancap lagi di sini. Soalnya sumur yang telah ada hanya mampu mengairi pertanian yang ada sekitarnya. Kalau yang jaraknya 200 meter dari sumur sudah tidak bisa," ungkap Widodo.
Selama ini, Widodo mengaku hanya mengandalkan air hujan untuk bisa menanam padi. Dijelaskannya, petani Desa Sobokerto pada umumnya dalam setahun dua kali panen. Sementara memasuki musim ketiga, petani memanfaatkan lahan pertaniannya dengan menanami sayuran.
"Kami berharap pemerintah bisa segera merealisasikan sumur tancap. Supaya petani dapat mendukung dan mewujudkan program pemerintah tentang swasembada pangan," ungkap Widodo. (Labib Zamani)
0 komentar:
Posting Komentar