Saluran irigasi pertanian untuk mengairi tanaman padi seluas 250
hektare di Ngemplak, Boyolali terputus. Terputusnya saluran irigasi itu
akibat proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono (Soker).
Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) Daerah Irigasi
Cengklik, Samidi, mengatakan lahan pertanian seluas 250 hektare yang
terkena dampak proyek tol itu berada di delapan desa yakni Sawahan,
Pandean, Donohudan, Ngesrep, Sindon, Dibal, Sobokerto, dan Ngargorejo.
“Sebelum ada proyek tol soker musim kemarau petani masih bisa menanam
padi. Sekarang sudah tidak bisa lagi menanam padi,” ujar Samidi saat
dihubungi Solopos.com, Rabu (4/11/2015).
Samidi mengatakan petani sekarang hanya mengandalkan datangnya hujan
untuk bisa menanam padi. Pada musim kemarau sebelumnya petani
mengandalkan saluran irigasi dari sumber air Waduk Cengklik. Saat ini
saluran irigasi sudah tidak bisa berfungsi setelah tertutup proyek tol
soker.
“Petani yang nekat menanam padi terpaksa mengambil air dengan menggunakan diesel,” kata dia.
Ia mengatakan selama musim hujan lahan pertanian seluas 500 hektare
di delapan desa itu selalu kebanjiran akibat air yang ada di sawah tidak
bisa terbuang di saluran irigasi akibat proyek jalan tol. Tanaman padi
gagal panen akibat tergenang air.
“Kami belum bisa menghitung panjang saluran irigasi yang terputus
akibat proyek tol. Terputusnya saluran irigasi itu sudah disampaikan ke
pihak terkait tetapi belum ada tindak lanjut sampai sekarang,” ujar
Samidi.
Sementara itu, salah seorang petani Desa Pendeyan, Nur Wahyono,
mengatakan tanah seluas 20 hektare miliknya dibiarkan menganggur selama
musim kemarau. Lahan pertaian di Pandean sebelum ada proyek tol Soker
statusnya lahan pertanian irigasi. Sekarang berubah menjadi tanah tadah
hujan.
Sumber : www.solopos.com